Kacamata Peradaban

2016/11/05

Kisah Memalukan Cristhoper Columbus Sang Penemu Benua Amerika






          Dalam sebuah Istana yang megah di Barri Gotic, Barcelona, sebuah pusat kota pada abad pertengahan, tepatnya pada akhir April tahun 1493 M Sebuah perjamuan yang dipimpin raja dan ratu sedang berlangsung, perjamuan tersebut di dampingi oleh bangsawan yang keberatan perhiasan, mantel bulu dan jubah beludru. Ada pula uskup dengan topi tinggi, pegawai istana yang berdiri kaku mengenakan jubah kebesaran, tentara dari berbagai tingkat yang banjir keringat dalam seragamnya, para duta besar dan dewan kehormatan dari berbagai negara, semuanya hadir terpesona dengan perasaan yang campur aduk antara kagum, bingung, dan iri. Semuanya terfokus pada sosok lelaki yang berdiri dengan sumringah yang merasa terbebas dari rasa curiga, lelaki itu adalah Cristopher Columbus.

Hari itu, Columbus baru saja datang dari Amerika yang belum ia sadari kenyataanya pada saat itu. Ia menceritakan dalam versinya bahwa ia baru saja datang dari Hindia, sebuah negeri rempah-rempah yang menjadi obsesi seluruh pelayaran Eropa pada saat itu.

Ia membawa bukti untuk menutup mulut orang-orang yang meragukanya, yaitu burung kakaktua emas, hijau, dan kuning, orang-orang India, dan kayumanis. Setidaknya itulah yang diyakini Columbus. Ia memang membawa burung Kakaktua asli, namun bukan yang hidup di Asia, begitupun orang-orang India yang dibawanya, enam orang bertampang kebingungan yang diseret maju untuk diperiksa oleh sekumpulan orang itu sebenarnya adalah orang Karibia, bukan dari India.

Dalam hal kayumanis, kesalahan Columbus segera diketahui, seorang saksi melaporkan bahwa panganan berbentuk ranting tersebut memang seperti kayumanis, namun rasanya lebih pedas dari lada dan wanginya seperti cengkeh. Columbus pun berdalih kalau hal tersebut akibat sampel yang dibawanya rusak akibat teknis menejemen penanaman yang jelak. Namun akhirnya terungkap misteri yang sebenarnya bahwa kayumanis yang dibawa Columbus sebenarnya adalah kulit kayu pohon Karibia yang belum teridentifikasi.

Seperti yang diketahui pelajar dalam buku-buku sejarah yang terkurikulumkan, bahwa Columbus adalah penemu Benua Amerika. Columbus yang dianggap sebagai penemu benua Amerika sebenarnya samasekali tidak memiliki tujuan untuk menemukan wilayah baru, pelayaran yang dilakukanya justru buah dari pelayaran memalukan Columbus untuk menemukan negeri rempah-rempah di Hindia. Kisah ini diberi sentuhan patriotisme bangsa Eropa sehingga menjadi manis dan bergairah untuk di ceritakan sebagai bagian dari kehebatan bangsa Eropa.

Bermodalkan kepercayaan diri dan imajinasi yang kaya, Columbus berhasil meyakinkan para investor dan sang raja untuk memberikan modal pelayaran dan mempertaruhkan finansial mereka untuk iming-iming kejayaan yang lebih besar jika berhasil menemukan pusat rempah-rempah di Hindia.

Columbus memberikan ide yang elegan sekaligus radikal untuk meyakinkan para investor dan raja. Menurut Columbus, komoditas dari daerah Timur tidaklah harus berasal dari Timur, dan kaum Barat tidak perlu berlayar ke arah Timur dan membayar harga yang terlalu mahal kepada kaum muslim yang menguasai komoditas besar wilayah Timur dari Maroko hingga Indonesia.

Melalui keyakinan Bumi yang bulat, tentunya cukup masuk akal jika untuk menjangkau pusat rempah-rempah dapat menggunakan jalur yang berbeda, yaitu mengelilingi bumi dari barat. Sebuah kepercayaan yang tidak umum dimiliki oleh orang-orang Eropa pada saat itu. Columbus akhirnya mendapatkan kepercayaan tersebut lalu memulai pelayaran ke arah Barat kemudian terdampar di Benua Amerika yang dianggapnya tanah Hindia yang legendaris itu.

Pelayaran Columbus pun akhirnya menjadi kisah yang memalukan. Dengan imajinasi dan kepercayaan diri yang tinggi, Columbus terus bersikeras meyakinkan orang-orang akan kesuksesan pelayaranya, yang tentu saja ceritanya deberi bumbu khayal picisan khas Abad Pertengahan. Sampel-sampel keliru yang dibawanya adalah upaya untuk menutup mulut orang-orang yang pernah mengejek teorinya dalam menemukan negeri rempah-rempah.

Ditulis: Jack Turner
Disunting: Muhamad Maksugi
Sumber: Turner, Jack., Sejarah Rempah, 2011, Julia Absari (penj), The History of Temptation, Komunitas Bambu, Depok.

Share this:

10 komentar :

  1. wah begitu ya cerita sebenarny :o baru tau

    BalasHapus
  2. Semua orang emang pernah salah gan :D , nice artikel bisa jadi rujukan siswa buat menambah ilmu :D

    BalasHapus
  3. Thanks gan Artikelnya ,tugas saya bisa selesai :v

    BalasHapus
  4. Sugeng tulisan urang aya nu kurang nya?

    BalasHapus

 
Back To Top
Distributed By Blogger Templates | Designed By OddThemes